iden(021) 29407040 Sen - Jum : 08:00 - 17:00
info@energyequity.co.id

Terangi Dusun Terpencil

ANAK-ANAK di beberapa dusun terpencil di Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan sudah bisa membaca dan belajar meski malam hari, setelah adanya penerangan listrik dari tenaga surya.
Meskipun baru 153 rumah tangga yang dapat diterangi dengan total daya 7,65 Kwp, paling tidak program CSR dari Energy Equity Epic Sengkang (EEES) yang dilakukan sejak tahun 2011 ini, menjadi pendorong bagi pemerintah Kabupaten Wajo mengembangkan hal serupa bagi wilayah terpencil yang belum dapat disentuh oleh PT. PLN.

Beberapa daerah di sekitar lokasi EEES melakukan kegiatan operasi eksploitasi gas alam di Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan merupakan lokasi yang jauh dari jangkauan (terpencil), termasuk wilayah Desa Mamminasae, Lamata, Arajang dan Desa Alausalo. Berdasarkan informasi PLN, terdapat beberapa dusun di desa-desa tersebut belum memungkinkan untuk pemasangan listrik karena sangat terpencil, jarak yang jauh, dan jumlah rumah tangga yang sedikit dan tersebar di sekitar kebun yang mereka garap. Kondisi ini menjadikan tantangan bagi pemangku kepentinga menyediakan listrik bagi desa-desa tersebut, termasuk EEES.
Kedua desa tersebut bersama desa lain di Kecamatan Gilireng merupakan wilayah terpencil dengan rumah-rumah penduduk yang lokasinya saling berjauhan. Mata pencaharian penduduk umumnya adalah petani dan peladang dengan pendapatan yang tidak seberapa. Sementara anak-anak usia sekolah umumnya dimalam hari tidak dapat berkegiatan. Kegiatan belajar terbatas pada siang hari.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, EEES mengembangkan program CSR yang sejalan program BP MIGAS saat itu (kini SKK Migas) yaitu “Green & Bright”, salah satunya dalam bentuk program penyediaan penerangan bagi desa-desa terdekat perusahaan.
Selain mendapatkan informasi dari PLN tentang ketidakterjangkauan penyediaan listrik bagi desa-desa di sekitar EEES, kehadiran penerangan listrik di malam hari memang merupakan sesuatu yang dirindukan masyarakat. Hal ini terungkap pada rapat-rapat pembahasan program CSR dengan para tokoh masyarakat dan pemerintah desa setempat.
Sebagai pilot project, pengadaan dan pemasangan listrik tenaga surya sebanyak 28 unit dipasang di rumah-rumah yang membutuhkan di Dusun Lowae Desa Mamminase. Pemasangan listrik tenaga surya ini dikuti kegiatan sosialisasi cara perawatan dan pemeliharaan sel surya sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Program ini sukses diterima masyarakat Dusun Lowae pada tahun 2011 dan kemudian direplikasi di Desa Alausalo, Lamata dan Arajang secara bertahap.
Listrik yang berasal dari energi terbarukan ini dinilai baik oleh warga maupun pemerintah setempat. Sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah Kabupaten Wajo, Wakil Bupati HM Salam Yahya berkesempatan meninjau lokasi pemasangan sel surya didampingi perwakilan dari BP MIGAS pada tanggal 22 Februari 2012.

Tidak hanya sebagai sarana penerangan semata di malam hari namun keberadaan listrik tenaga surya ini juga mampu menopang beberapa sektor perikehidupan masyarakat daerah terpencil di antaranya peningkatan kualitas sosial masyarakat. Warga dapat melakukan aktivitas dimalam hari seperti makan malam bersama dan aktivitas sosial dengan tetangga.
Acara-acara sosial lainnya yang dulunya hanya dapat menggunakan penerangan terbatas dengan lampu minyak, kini diselenggarakan lebih baik dengan lampu listrik. Penerangan yang baik di malam hari dapat menunjang anak-anak untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah dengan lebih panjang dan lebih baik sehingga turut memberi dampak positif terhadap pendidikan.
Listrik tenaga surya juga telah dimanfaatkan untuk mengisi daya telepon seluler sehingga warga dapat menikmati komunikasi nirkabel dengan baik. Sarana komunikasi ini dapat membantu warga mengakses informasi harga komoditas ataupun melakukan urusan bisnis dengan pihak luar.
Dengan tersedianya akses komunikasi maka urusan-urusan warga dapat dilakukan lebih mudah, tidak harus menempuh jarak yang jauh dengan trasportasi sangat terbatas. Disamping itu memberi akses pada peningkatan ekonomi. Dengan penerangan cukup, warga dapat melakukan kegiatan ekonomi di malam hari seperti mengurus ternak, mengolah hasil pertanian, kerajian rumah tangga dan sebagainya.
Pembelajaran yang didapatkan adalah dalam mengembangkan program CSR, penting sekali memperhatikan kebutuhan dan keterjangkauan masyarakat. Dengan melakukan kajian awal dapat menentukan program yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Kesinambungan ketersediaan listrik di daerah-daerah terpencil ini sangat penting, olehnya itu perusahaan juga melakukan pelatihan untuk perawatan dan perbaikan panel surya. Dengan begitu warga dapat melakukan perawatan dan perbaikan sederhana tanpa harus menunggu teknisi yang butuh waktu relatif lama mengakses lokasi. (*)

Related Posts

Leave a Reply